cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
ISSN : 14101289     EISSN : 25796518     DOI : -
Core Subject : Education,
Psikologika - Journal of Discourse and Research on Psychology, publishes research and innovative ideas on psychology. Psikologika is published by Department of Psychology, Islamic University of Indonesia. Psikologikan coverage the fields on clinical psychology, educational psychology, developmental psychology, industrial and organizational psychology, social psychology, islamic psychology, and psychological testing. Psychology is published 2 times a year in January and July.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 13 (2002)" : 6 Documents clear
Peran Gender dalam Budaya Jawa Qurotul Uyun
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art3

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk membahas peran gender dalam berbagai budaya, khususnya budaya Jawa. Perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan ada dalam semua budaya. Banyak stereotip yang muncul secara universal mengenai perbedaan gender secara lintas budaya seperti agresivitas, kekuatan dan kurang emosional pada laki-laki, serta kelemahan, penerimaan dan emosionalitas pada perempuan. Ketimpangan peran gender antara perempuan dan laki-laki dalam budaya Jawa telah mengalami perubahan, tetapi ternyata masih ada subordinasi terhadap perempuan. Anggapan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan di Surakarta sebagai representasi budaya Jawa priyayi, serta penelitian yang dilakukan di desa Limbangan, Klaten yang mewakili masyarakat Jawa pedesaan. Hasil-hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa pergeseran pandangan mengenai peran gender sudah ada, seperti dalam masyarakat priyayi maupun masyarakat desa yang sudah banyak menerima pendidikan tetapi tidak menjadikan kedudukan perempuan menjadi seimbang terhadap laki-laki. Faktor sosial dan budaya Jawa telah mengakar, sehingga pandangan orang terhadap peran gender tidak mudah untuk berubah. Hal itu memerlukan pemikiran lebih lanjut untuk mengurangi ketimpangan peran gender di masyarakat dengan pemahaman terhadap budaya.Kata Kunci : Peran Gender, Budaya Jawa.
Evaluasi Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Administratif Tetap Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Sus Budiharto; Arief Fahmie
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art4

Abstract

Penelitian ini bertujuan utnuk mengkaji sistem penilaian kinerja pegawai administratif tetap Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunkan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tujuan penilaian kinerja adalah administratif dan evaluatif, (2) Tidak ada proses komunikasi, (3) Alat ukur yang digunakan tidak mempunyai standar yang jelas dan tidak mampu membedakan pegawai yang berprestasi dan tidak berprestasi, (4) Penilai tidak mempunyai ketrampilan sehingga timbul bias yaitu leniency, (5) Tidak ada tindak lanjut hasil penilaian kinerja untuk pengembangan potensi pegawai, (6) Tidak ada umpan balik dari atasan. Berdasar Analisis terhadap masalah tersebut maka direkomendasikan beberapa pemecahan yaitu (1) Tujuan penilaian kinerja adalah pengembangan dengan menggunakan data hasil penilaian kinerja tidak hanya untuk promosi atau kenaikan gaji tetapi juga untuk pelatihan atau konseling, (2) Sistem penilaian kerja disosialisasikan kepada pegawai, (3) Alat ukur yang digunakan mempunyai standar yang jelas dan dapat membedakan karyawan yang berprestasi dan tidak berprestasi, yaitu skala Penilaian Grafik dan Peningkatan Alternasi dan metode penilaian 360 derajat yaitu penilai adalah atasan, rekan sekerja, diri sendiri dan bawahan, (4) Mengadakan Rater Error Training dan Frame of Reference Training untuk penilai, (5) Pimpinan UII menganalisis sebab-sebab permasalahan kinerja dan menyususn program pengembangan potensi pegawai dengan menggunakan hasil penilaiankerja, (6) Atasan memberikan umpan balik kepada bawahan.Kata Kunci : Penilaian kerja, leniency, umpan balik, Metode 360 derajat
Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Tuntutan dan Harapan Sekolah dengan Derajat Stres Siswa Sekolah Plus Uly Gusniarti
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara persepsi siswa terhadap tuntutan dan harapan sekolah dengan derajat stres siswa di SMU Plus. Pengambilan data dilakukan di Sekolah Menengah Umum Negeri 8 Bukit Duri Jakarta Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas satu dengan usia 14-17 tahun sebanyak 81 orang. Teknik sampling yang digunkan adalah simple random sampling. Data diperoleh dari skala untuk mengukur persepsi siswa terhadap tuntutan dan harapan sekolah dan skala untuk mengukur stres siswa. Hipotesis penelitian diuji dengan uji statistik Rank Spearman. Hasil korelasi diperoleh rs=0,4774 (taraf significansi 95%) dengan t hitung = 4,8291. Hal ini menunjukkkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap tuntutan dan harapan sekolah dengan derajat stres siswa. Artinya semakin siswa mempersepsikan tuntutan dan harapan sekolahnya sebagai ancaman dan beban, semakin tinggi stres yang cenderung dirasakannya. Tuntutan dan harapan sekolah terbesar yang siswa rasakan adalah yang berhubugnan dengan keharusan mencapai prestasi dan keunggulan (rs=0,4499 dengan t hitung =4,47750 serta adanya pengayaan kegiatan belajar mengajar (rs=0,2266 dengan t hitung = 2,0679). Tuntutan dan harapan sekolah dalam hal kedisiplinan tidak dirasakan siswa sebagai beban (rs=0,1153 dengan t hitung = 1,0317). Tingkat stres yang tinggi pada 50,62% siswa tidak membuat siswa menurun prestasinya, tetapi dapat membuat siswa merasa tertantang utnuk berprestasi lebih baik.Kata Kunci : Persepsi terhadap tuntutan dan harapan, derajat stres, sekolah plus
Resolusi Konflik dalam perspektif Psikologi Lintas Budaya Retno Kumolohadi; Sonny Andrianto
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art1

Abstract

Tulisan ini bermaksud membahas tentang seluk beluk konflik terutama konflik yang bersifat komunal dengan segala macam latar belakang masalah atau motifnya. Konflik adalah suatu fenomena umum, namun tetap memerlukan resolusi supaya dampak yang merugikan dari konflik tersebut tidak meluas. Salah satu kajian tentang resolusi konflik dapat dilakukan dengan pendekatan Psikologi Linats Budaya. Menurut kajian Psikologi Lintas Budaya, dalam resolusi konflik perlu mempertimbangkan pola-pola yang dipilih untuk setiap budaya. Pola-pola tersebut telah menjadi kebiasaan dan susah utnuk dihilangkan begitu saja meskipun globalisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Adapun pola-pola resolusi konflik itu dapat berupa akomodasi, penghindaran, kompetisi, dan kolaborasi. Khusus berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang pluralistik, pemahaman pada tiap budaya sangatlah penting dilakukan sebab terbukti selama ini resolusi konflik sulit dilakukan karena pihak-pihak terkait tidak dapat menjawab kepentingan atau mengubah persepsi dari kelompok yang berkonflik.Kata kunci: Resolusi konflik, psikologi lintas budaya
Konflik Komunal dan Resolusi Damai: Studi Kasus di Kalimantan Tengah M. Shohibul Hidayah
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art2

Abstract

Tulisan ini bermaksud menelaah lebih mendalam akar konflik horison bernuansa etnis yang terjadi di Kalimantan Tengah sekaligus mencari resolusi yang tepat. Kalimantan Tengah memiliki pluralisme suku yang hidup di dalamnya, di antaranya suku dayak, arab, Banjar, Bugis, Jawa, Cina dan Madura. Pluralisme suku ini menyebabkan terjadinya gesekan kultural yang berakhir dengan kerusuhan sosial. Selain akibat gesekan kultural tersebut, faktor lain yang ikut menjadi penyebab terjadinya kerusuhan sosial tersebut adalah faktor struktural, politik, sosial dan ekonomi. Salah satu konflik besar yang terjadi belum lama ini adalah konflik antara etnis Dayak dan etnis Madura yang bermula dari perkelahian antar pemuda. Solidaritas dan balas dendam kesukuan muncul karena pada konflik tersebut terjadi pembunuhan. Prinsip-prinsip adat turut mempengaruhi berkecamuknya konflik sehingga menjadi berkepanjangan. Berbagai pola resolusi konflik tengah diupayakan oleh pemerintah demi terwujudnya perdamaian dan alternatif negosiasi menjadi pilihan terbaik yang strategis untuk menyelesaikan konflik.Kata Kunci : konflik, etnis, pola resolusi
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Agresivitas Remaja Djuwariyah Djuwariyah
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 7 No. 13 (2002)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol7.iss13.art6

Abstract

This research was aimed at determining the relationship between emotional intelligence and aggressiveness. The subject of the research were 15o first and secondyears Junior High School students of  SLTP Muhammadiyah 3 Kolombo, Depok Yogyakarta in 1999/2000 school year. The data collection was done using the questionnaire method for the scale of emotional intellligence, whereas the scale of aggressiveness in the narrative form (vignette) to expressed of the aggressiveness. The relationship between emotional intelligence and aggressiveness used Product Moment analysis. The result of correlation analysis was –0,402 (p=0,000). This means that the higher the emotional intelligence, the lower the aggressiveness. Key Word : emotional intelegence, aggressiveness

Page 1 of 1 | Total Record : 6